Saturday, January 29, 2011

PERSALINAN


1 Pengertian Persalinan

Berikut adalah beberapa pengertian persalinan   dari para ahli:
Persalinan adalah proses membuka dan menipisny  serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2001 ).
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam ( Rustam Mochtar, 1998 ).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2001 ).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).

2 Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba, 1998 : 157)
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

3 Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan sebaiknya dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Perencanaan persalinan terdiri dari: (Huliana, 2001 : 115)
a. Tempat melahirkan.
b. Penolong persalinan.
c. Transportasi.
d. Penghilang rasa nyeri.
e. Pendamping persalinan.
f. Plasenta (dimana plasenta akan diurus).

4. Gambaran Perjalanan Persalinan

4.1        Tanda persalinan sudah dekat

1.      Terjadi lightening(Pengosongan)

Penurunan secara bertahap, wanita akan merasa lebih lega dan lebih mudah bernafas. Tetapi akibat pergeseran ini terjadi peningkatan tekanan pada kandung kemih sehingga akan lebih sering berkemih.

2.      Terjadi his permulaan (palsu)

Selama 4 atau 8 minggu akhir masa kehamilan rahim menjalani kontraksi tak teratur dan bersifat sporadic. Pada bulan terakhir kehamilan, kadang-kadang setiap 10 sampai 20 menit dengan intensitas lebih besar. Mengeluh merasa nyeri yang menetap pada punggung bagian bawah dan tekanan pada sakroiliaka. Kadang- kadang mengalami kontraksi yang kuat, sering (braxton hicks).

3.      Pembukaan Serviks
Serviks sering dirasakan melunak akibat peningkatan kandung air dan lisis kolagen. Pembukaan secara serentak, atau penipisan sementara serviks itu melebar ke dalam segmen bawah uterus. Lendir vagina yang keluar semakin banyak akibat besarnya kongesti selaput lendir vagina. Lendir serviks berwarna kecoklatan atau bercak darah (bloody show) keluar. Serviks menjadi lunak (matang), sebagian menipis dan berdilatasi ketuban pecah dengan spontan (jensen, 2005).



4.2 Tanda persalinan

1)      Terjadinya his(kontraksi uterus) persalinan.

Merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang bergerak dari fundus ke korpus sampai dengan ke serviks secara tidak sadar.
-  Kontraksi otot dinding rahim.
- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.
2)  Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda).
3)  Pengeluaran cairan (ketuban pecah).

4.2 Pembagian Waktu persalinan

1)      Kala I : sampai pembukaan lengkap.

Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan cerviks menjadi lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
Diagnosis KALA I
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi teraturminimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan :
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
- Berilah dukungan dan yakinkan dirinya
- Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan
- Dengarkan keluhan dan cobalah untuk lebih sensitive terhadap perasaannya

>> jika Ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat diberikan
ü  Lakukan perubahan posisi
ü  Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin ditempat tidur sebaiknya dianjurkan untuk tidur miring kesebelah kiri
ü  Sarankan ia untuk berjalan
ü  Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraks
ü  Penolong tetap menjaga hak privasi ibudalam persalinan, antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan atau izin pasien/ibu
ü  Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
ü  Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air kecil/besar
ü  Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara
o Gunakan kipas angina tau AC dalam kamar
o Menggunakan kipas biasa
o Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
ü  Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum
ü  Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

Fase-fase dalam  kala I persalinan
a.       Fase laten pada kala I persalinan
o Dimulain sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
o Berlangsung sehingga serviks membuka kurang dari 4 cm
o Pada umumnya fase laten berlangsung hampi atau hingga 8 jam
o Kontraksi mulai teratur namun lamanya masih diantara 20-30 detik
o Fase aktif pada kala I persalinan
o Frekuensi dan lam kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
o Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
o Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Kemajuan   Persalinan pada kala I

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I:
Ø  Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
Ø  Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm per jam selama persalinan, fase aktif ( dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada)
Ø  Serviks tanpak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Temuan berikur menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I
Ø  Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Ø  ATAU kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm per jam selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)
Ø  ATAU serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Kemajuan Pada Kondisi Janin
Ø  Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut per menit) curigai adanya gawat janin
Ø  Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi dan malpresentasi
Ø  Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut.

Kemajuan Pada Kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu :
Ø  Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ini sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V dan berikan analgesia secukupnya
Ø  Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Ø  Jika terdapat aseton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera berikan dektrose

2)      Kala II : pengusiran janin (lahirnya bayi).

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai  lahirnya bayi.


Diagnosis Kala II

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm

Gejala utama:

a.                          His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
b.                         Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak
c.                          Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhouser
d.                         Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga menjadi:
-                Kepala membuka pintu
-                Subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
e.                          Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,yaitu penyesuaian kepala pada punggung
f.                          Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan:
-       Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, di tarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang
-       Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk melahirkan sisa badan bayi
-       Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban
g.                         Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

Penanganan :

Ø  Memberikan dukkungan terus menerus kepada ibu dengan :
- Mendampingi ibu agar merasa nyaman
- Menawarkan minum, mengipasi, dan memijat ibu
Ø  Menjaga kebersihan diri:
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Jika ada darah, lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
Ø  Mengipasi dan memasase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Ø  Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan  ibu dengan cara:
-          Menjaga privasi ibu
-          Mejelaskan tentang proses dan kemajuan persalinan
-          Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
Ø   Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut
- Menjongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengan duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum dan infeksi.
Ø  Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering mungkin.
Ø  Memberikan cukup minum: member tenaga, dan mencegah dehidrasi

Posisi ibu saat meneran.:

Ø  Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya, setiap posisi memiliki keuntungannya masing-masing.
Ø  Ibu dibimbing mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas. Mengedan tanpa diselingi bernafas, kemungkinan dapt menurunkan pH pada arteri umbilicus yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai Apgar rendah. Minta ibu bernafas setiap kali kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan.
Ø  Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi.

Kemajuan persalinan dalam kala II

Ø  Temuan  berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II
- Penurunan yang teratur dari janin dijalan lahir
- Dimulainya fase pengeluaran
Ø  Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap kedua
Ø  Tidak turunnya janin dijalan lahir
Ø  Gagalnya pengeluaran pada fase akhir

Kelahiran kepala bayi

Ø  Mintalah ibu untuk mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir.
Ø  Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Ø  Menehan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Ø  Mengusap muka bayi untuk meberisihkannya dari kotoran lendir atau darah.
Ø  Periksa tali pusat.

Kelahiran Bahu dan anggota Seluruhnya

v  Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
v  Tepatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
v  Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu depan
v  Lakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang
v   Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayu seluruhnya.
v  Letakkan bayi tersebut diatas perut ibunya
v  Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai pernafasan bayi

3)      Kala III : pengeluaran uri (lahirnya plasenta).

Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif placenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penatalaksanaan aktif kala III meliputi:
*      Pemberian oksitosin dengan segera
*      Pengendalian tarikan pada tali pusat
*      Pemijatan uterus segera setelah placenta lahir
*      Observasi yang dilakukan
*       Tingkat kesadaran penderita
*      Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
*      Kontraksi uterus
*      Terjadinya perdarahan
Penanganan
*     Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan placenta
*     Lakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT
*     PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu juga dapat member tahu petugas ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak berkontraksi, tangan petugas dapat tetap berada pada uteus tetapi bukan melakukan PTT. Ualangi langkah PTT pada setiap kontraksi sampai placenta terlepas
*     Begitu placenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati placenta, keluarkan placenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat emgangn placenta dan perlahan dapat memutar placenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
*     Segera setelah placenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik atau jika perdarahan hebat terjadi, segera lakukan kompresi bimanual dalam.jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit, ikuti protocol untuk perdarahan pascapersalinan.
*     Jika menggunakan manajemen aktif placenta elum juga lahir dalam waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
*     Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomy.
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan
Seperti yang diketahui otot rahim terdiri dari tiga lapis yang teranyam degan sempurna, yaitu lapisan otot longitudinal dibagian luar, lapisan otot sirkuler dibagian dalam, dan lapisan otot menyilang di antara keduanya. Dengan susunan demikian, pembuluh yang terdapat di antara otot rahim tertutup rapat saat terjadi kontraksi postpartum sehingga menghindari perdarahan. Pada saat inpartu perlu dilakukan observasi yang seksama karena tertutupnya pembuluh darah mengurangi O2 ke peredaran darah retroplasenter, sehingga dapat menimbulkan asfiksia intrauterine. Dengan demikian pengawasan dan pemeriksaan denyut jantung janin segera setelah kontraksi rahim, terutama pada kala dua (pengusiran), sangat penting sehingga dengan cepat dapat diketahui terjadinya asfiksia janin. Kontraksi otot rahim bersifat otonom, artinya tidak dapat dikendalikan oleh parturien. Sedangkan serat saraf simpatis dan parasimpatis hanya bersifat koordinasi.

Beberapa sifat kontraksi rahim:
1.      Amplitude
*      Kekuatanhis dihitung dengan mmHg.
*      Cepat mencapai puncak kekuatan dan diikuti relaksasi yang tidak lengkap sehingga kekuatannya tidak mencapai 0 mmHg.
*      Seluruh kontraksi otot rahim mengalami retraksi (tidak kembali kepanjang semula)
2.      Frekuensi
*      Jumlah terjadinya his selama 10 menit
3.      Durasi his
*      Durasi his yang terjadi pada setiap saat
*      Diukur dengan detik
4.      Interval his
*      Tenggang waktu antara dua his
5.      Kekuatan his
*      Perkalian antara amplitude dengan frekuensi yang ditetapkan dengan satuan Montevideo.

4)      Kala IV : observasi 2 jam (perdarahan postpartum).

Kala IV adalah dimulai sejak plasenta lahir 1-2 jam sesudahnya,hal-hal ini yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal.Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.perlu juga diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi serta pemantauan dan evaluasi lanjut  juga perlu diperhatikan.
Bentuk Tindakan Dalam Kala IV
Tindakan Baik:
1) Mengikat tali pusat;
 2) Memeriksa tinggi fundus uteri;
3) Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi;
4) Membersihkan ibu dari kotoran;
5) Memberikan cukup istirahat;
6) Menyusui segera;
7) Membantu ibu ke kamar mandi;
8 ) Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi.
=Tanda Bahaya Kala IV=
Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya:
  1.     Demam.
  2.     Perdarahan aktif.
  3.      Bekuan darah banyak.
  4.      Bau busuk dari vagina.
  5.      Pusing.
  6.      Lemas luar biasa.
  7.      Kesulitan dalam menyusui.
  8.      Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

Saturday, January 8, 2011

JANUARI 2

RASA
=====
Terasa tapi tak bisa dirasa
,
terasa bahagia kerena senyuman, namun tersembunyi lukaan
,
terasa tapi tak bisa dirasa
,
terasa tak ada tapi nyata
,
terasa ada namun tak seindah asa yana ada
,
terasa ada tapi tak bisa dirasa
 
^_^