Thursday, November 18, 2010

EFEK MEROKOK BAGI BUMIL


Patofisiologi

Rokok mengandung lebih dari 2500 zat kimia yang teridentifikasi, termasuk karbon monoksida, ammonia, aseton, formaldehid, sianida hydrogen, piren dan vinilklorida. Di dalam tubuh nikotin melepas asetilkolin, epinefrin, dan hormone antidiuretik, yang menyebabkan takikardia, peningkatan curah jantung, vasokonstriksi perifer,  peningkatan tekanan darah, dan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat. Vasokontriksi menurunkan aliran darah uteroplasental selama kehamilan. Karbon monoksida menembus barier plasenta dan berikatan dengan hemoglobin sehingga terjadi penurunan oksigenasi pada darah janin. 

Komplikasi pada Ibu
Merokok meningkatkan resiko penyakit paru obstruktif menahhun, kanker serviks, infertilisasi, awitan monopouse lebih dini, dan kehamila ektopik. Merokok merupakan penyebab 29%  dari keseluruhan kasus kanker dan bertanggung jawab terhadap 55% kematian akibat masalah kardiovaskuler pada wanita berusia kurang dari 65 tahun. Gejala putus zat meliputi perasaan sangat ingin merokok, gelisah ansietas, marah, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, depresi, napsu makan dan berat badan meningkat, sakit kepala, konstipasi, flatulensi, luka  pada mulut, haus, batuk-batuk dan suara serak, kongesti sinus, kram tungkai, dan penurunan frekuensi denyut jantung. Berbagai gejala ini mulai  muncul dalam beberapa jam dan dapat bertahan selama berhari-hari sehingga berbulan-bulan.

Kompilasi Selama Masa Kehamilan
Dari 23,5% wanita di Amerika Serikat yang mengakui diri mereka sebagai perokok, 24-40% diantaranya menghentikan merokok begitu mengetahui mereka hamil. Sedangkan 20-50% merokok selama hamil. 70% wanita yang berhenti merokok kembali memulai kebiasaan tersebut dalam jangka waktu setahun. Abortus Spontan dan komplikasi pada plasenta meningkat karena merokok selama masa kehamilan . Hal ini disebabkan plasenta dan ketuban mengalami percepatan degenerasi (abrupsio, previa, ketuban pecah dini dan ketuban pecah lama). Merokok juga mengandung resiko lahir mati yang lebih tinggi.  Kecepatan kematian perinatal meningkat sebesar 27%. Apabila wanita merokok lebih dari satu pak perhari , angka tersebut meningkat sebesar 35%.
Merokok mengurangi berat lahir bayi rata-rata sebesar 200 gram. Resiko BBLR menjadi lebih besar ketika usia meningkat. Meroko setelah usia 35 tahun meningkatkan resiko IUGR 5 x lipat. Wanita yang berusia lebih tua dan merokok memiliki kemungkinan melahhirkan premature lebih besar daripada wanita berusia lebih muda dan merokok.  Efek merokok pada janin akibat zat yang terkandung dalam sebagian besar 2500 zat kimia yang diidentifikasi dalam asap rokok tidak diketahui.

Resiko Pajanan Asap Perokok Lain Pada Ibu
Asap roko orang lain menyebabkan seorang ibu mengalami resiko melahirkan bayi BBLR 2x lipat. Hal ini ditemukan dalam suatu studi. Studi lain menemukan bahwa berat bayi baru lahir berkurang sebesar 192 gram.

Efek Positif Berhenti Merokok
Dalam 12 jam setelah berhenti merokok , kadar karbon monoksida dan nikotin menurun sangat cepat, sedangkan jantung dan paru mulai memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh asap rokok. Dalam beberapa hari saja, kemampuan kecap dan penghirup meningkat. Sedangkan dalam jangka panjang resiko nyawa yang mengancam nyawa dan penyakit jantung menurun. Pada suatu studi ditemukan bahwa bayi dari ibu yang berhenti merokok selama masa hamil memiliki berat lahir 241 gram lebih besar daripada bayi dari ibu yang terus merokok. Sedangkan bayi dari ibu yang mengurangi rokok selama hamil memiliki berat lahir 92 gram lebih besar dari pada ibu lain yang tidak mengurangi rokok. Kehamilan berlangsung satu minggu lebih lamapada ibu yang berhenti merokok. Kendati berhenti merokok pada minggu ke-16 mencegah banyak efek merugikan, bahkan berhenti merokok pada trimester ketiga, ketika bayi sudah mengalami banyak  pertumbuhan, sangat menguntungkan.

2 comments: